Publisher ID: pub-5956747228423723 Publisher ID: pub-5956747228423723

Friday, 6 November 2015

Ja'ma, Qosor dan Qodo sholat.

Salat jama' adalah salat yang digabungkan, maksudnya menggabungkan dua salat fardu yang dilaksanakan pada satu waktu.
Shalat fardu dalam sehari semalam yang boleh dijamak adalah pasangan shalat dzuhur dengan ashar dan shalat maghrib dengan ‘isya. Sedangkan shalat subuh tidak boleh dijama'. Demikian pula orang tidak boleh menjama' shalat ashar dengan maghrib.
Shalat Jama' boleh dilaksanakan karna beberapa alasan halangan berikut :
Dalam perjalanan jauh minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar imam madhab)
Perjalanan itu tidak bertujuan untuk maksiat.
Dalam keadaan sangat ketakukan atau khawatir misalnya perang, sakit, hujan lebat, angin topan dan bencana alam.
Shalat Jama' dapat dilaksanakan dengan dua cara :
1. Jama' Takdim (jamak yang didahulukan), yakni menjama' dua shalat yang dilaksanakan pada waktu yang pertama. Misalnya menjama' shalat dzuhur dengan ashar, dikerjakan pada waktu duhur (4 rakaat salat duhur dan 4 rakaat shalat asar) atau menjama' shalat magrib dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu magrib (3 rakaat shalat magrib dan 4 rakaat shalat ‘isya).
2. Jama' Ta’khir (jama' yang diakhirkan), yakni menjama' dua shalat yang dilaksanakan pada waktu yang kedua. Misalnya menjama' shalat dzuhur dengan ashar, dikerjakan pada waktu ashar atau menjama' shalat maghrib dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu ‘isya.
Harap diingat:
Saat melaksanakan shalat jama' takdim maka harus berniat menjama' shalat kedua pada waktu yang pertama, mendahulukan shalat pertama dan dilaksanakan berurutan, tidak diselingi perbuatan atau perkataan lain.
Saat melaksanakan jama' ta’khir maka harus berniat menjama' dan berurutan. Tidak disyaratkan harus mendahulukan shalat pertama. Boleh mendahulukan shalat pertama baru melakukan shalat kedua atau sebaliknya.
Cara Melaksanakan Shalat Jama' Takdim
Misalnya shalat dzuhur dengan ashar : shalat duhur dahulu empat rakaat kemudian shalat ashar empat rakaat, dilaksanakan pada waktu dzuhur. Tata caranya sebagai berikut:
1) Berniat shalat dzuhur dengan jama' takdim. Bila dilafalkan yaitu:
ﺍُﺻَﻠِّﻰ ﻓَﺮْﺽَ ﺍﻟﻈُﻬْﺮِ ﺍَﺭْﺑَﻊَ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ ﺟَﻤْﻌًﺎ ﺗَﻘْﺪِﻳْﻤًﺎ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻌَﺼْﺮِ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ
” Saya niat shalat dzuhur empat rakaat digabungkan dengan shalat ashar dengan jamak takdim karena Allah Ta’ala”
2) Takbiratul ihram. Shalat Dhuhur empat rakaat - Salam
3) Berdiri lagi dan berniat shalat yang kedua (ashar), jika dilafalkan sebagai berikut:
ﺍُﺻَﻠِّﻰ ﻓَﺮْﺽَ ﺍﻟﻌَﺼْﺮِ ﺍَﺭْﺑَﻊَ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ ﺟَﻤْﻌًﺎ ﺗَﻘْﺪِﻳْﻤًﺎ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻈُﻬْﺮِ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ
“ Saya niat shalat ashar empat rakaat digabungkan dengan shalat dzuhur dengan jamak takdim karena Allah ta’ala.
4) Takbiratul Ihram. Shalat Ashar empat rakaat - Salam
Cara Melaksanakan Shalat Jama' Ta’khir.
Misalnya shalat maghrib dengan ‘isya: boleh shalat magrib dulu tiga rakaat kemudian salat ‘isya empat rakaat, dilaksanakan pada waktu ‘isya. Tata caranya sebagai berikut:
1) Berniat menjamak shalat magrib dengan jama' ta’khir.
ﺍُﺻَﻠِﻰ ﻓَﺮْﺽَ ﺍﻟﻤَﻐْﺮِﺏِ ﺛَﻼَﺙَ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ ﺟَﻤْﻌًﺎ ﺗَﺄﺧِﻴْﺮًﺍ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻌِﺸَﺎﺀِ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗََﻌَﺎﻟَﻰ
“ Saya niat shalat maghrib tiga rakaat digabungkan dengan shalat ‘isya dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala”
2) Takbiratul ihram. Shalat Maghrib tiga rakaat - Salam
3) Berdiri lagi dan berniat shalat yang kedua (‘isya), jika dilafalkan sebagai berikut;
ﺍُﺻَﻠّﻰ ﻓَﺮْﺽَ ﺍﻟﻌِﺴَﺎﺀِ ﺍَﺭْﺑَﻊَ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ ﺟَﻤْﻌًﺎ ﺗَﺄﺧِﻴْﺮًﺍ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻤَﻐْﺮِﺏِ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗََﻌَﺎﻟَﻰ
“ Saya berniat shalat ‘isya empat rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala.”
4) Takbiratul Ihram. Shalat Isya empat rakaat - Salam
Catatan : Setelah salam pada shalat yang pertama harus langsung berdiri, tidak boleh diselingi perbuatan atau perkataan misalnya zikir, berdo’a, bercakap-cakap dan lain-lain.
Shalat Qasar
Shalat Qasar adalah shalat yang dipendekkan (diringkas), yaitu melakukan shalat fardu dengan cara meringkas dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Shalat fardu yang boleh diringkas adalah shalat yang jumlah rakaatnya ada empat yaitu dhuhur, ashar, dan ‘isya.
Cara Melaksanakan Shalat Qasar Dhuhur
(1) Berniat salat dengan cara qasar.
ﺍُﺻَﻠّﻰ ﻓَﺮْﺽَ ﺍﻟﻈُﻬْﺮِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻗَﺼْﺮًﺍ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ
Artinya: “ saya berniat shalat dzuhur dua rakaat diqasar karena Alla Ta’ala”
(2) Takbiratul ihrom. Shalat dua rakaat Salam.
Shalat Jama' Qasar
Pengertian Shalat Jama Qasar adalah menggabungkan dua shalat fardu dalam satu waktu sekaligus meringkas (qasar). Hukum dan syaratnya sama dengan shalat jamak dan shalat qasar. Shalat Jama Qasar dapat dilaksanakan secara takdim maupun ta’khir.
Cara Melaksanakan Shalat Jama' Qasar
1. Dengan Jama Takdim
Misalnya Shalatt Jama' Qasar menggunakan Jama' Takdim dzuhur dengan ashar:
(1) Berniat menjamak qasar shalat duhur dengan jamak takdim.
ﺍُﺻَﻠّﻰ ﻓَﺮْﺽَ ﺍﻟﻈُﻬْﺮِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻗَﺼْﺮًﺍ ﻣَﺠْﻤُﻮْﻋًﺎ ﺍِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟﻌَﺼْﺮُ ﺟَﻤْﻊَ ﺗَﻘْﺪِﻳْﻤًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
“ Saya berniat shalat dzuhur dua rakaat digabungkan dengan shalat asar dengan jamak takdim, diqasar karena Allah Ta’ala”
(2) Takbiratul ihram. Shalat duhur dua rakaat (diringkas) Salam.
(3) Berdiri dan niat shalat ashar, jika dilafalkan sebagai berikut:
ﺍُﺻَﻠّﻰ ﻓَﺮْﺽَ ﺍﻟﻌَﺼْﺮِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻗَﺼْﺮًﺍ ﻣَﺠْﻤُﻮْﻋًﺎ ﺍِﻟَِﻰ ﺍﻟﻈُﻬْﺮِ ﺟَﻤْﻊَ ﺗَﻘْﺪِﻳْﻤًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
“ Saya berniat shalat ashar dua rakaat digabungkan dengan shalat duhur dengan jamak takdim, diqasar karena Allah Ta’ala”
(4) Takbiratul ihram. shalat asar dua rakaat (diringkas) Salam
2. Jama Ta'khir
Misalnya Shalat Jamak Qasar menggunakan Jamak Ta’khir shalat Magrib dengan ‘Isya:
(1) Berniat menjamak qasar salat magrib denganjamak ta’khir.
ﺍُﺻَﻠّﻰ ﻓَﺮْﺽَ ﺍﻟﻤﻐﺮﺏ ﺛَﻼَﺙَ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ ﻣَﺠْﻤُﻮْﻋًﺎ ﺍِﻟَﻰ ﺍﻟﻌِﺸَﺎﺀِ ﺟَﻤْﻊَ ﺗَﺎْﺧِﻴْﺮًﺍ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
“ Saya berniat shalat magrib tiga rakaat digabungkan dengan shalat isya’ dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala.”
(2) Takbiratul ihram. Shalat magrib tiga rakaat seperti biasa. Salam.
(3) Berdiri dan niat shalat isya’. Jika dilafalkan sebagai berikut :
ﺍُﺻَﻠّﻰ ﻓَﺮْﺽَ ﺍﻟﻌِﺸَﺎﺀِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻗَﺼْﺮًﺍ ﻣَﺠْﻤُﻮْﻋًﺎ ﺍِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟﻤَﻐْﺮِﺏُ ﺟَﻤْﻊَ ﺗَﺎْﺧِﻴْﺮًﺍ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
“ Saya berniat shalat isya’ dua rakaat digabungkan dengan shalat magrib dengan jamak ta’khir, diqasar karena Allah Ta’ala.”
(4) Takbiratul Ihram. Salat isya’ dua rakaat (diringkas) ﺍَﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ
Shalat Qodo
Uraikan ketentuan-ketentuan hukum dan cara mengqodho’ sholat :
1. Kewajiban mengqodho’ sholat yang ditinggalkan.
Orang yang wajib mengerjakan sholat, kemudian ia tidak mengerjakannya sampai waktunya habis, maka ia diwajibkan mengqodho’ sholat yang ia tinggalkan, berdasarkan sabda Nabi
ﻣَﻦْ ﻧَﺴِﻲَ ﺻَﻼَﺓً ﻓَﻠْﻴُﺼَﻞِّ ﺇِﺫَﺍ ﺫَﻛَﺮَﻫَﺎ ، ﻻَ ﻛَﻔَّﺎﺭَﺓَ ﻟَﻬَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺫَﻟِﻚَ
“Barang siapa yang lupa mengerjakan sholat, maka hendaklah ia melaksanakannya jika telah mengingatnya, tidak ada tebusan baginya kecuali itu.” (Shohih Bukhori, no.597 dan Shohih Muslim, no.684)
2. Bergegas mengqodho’ sholat.
Dan diperbolehkan mengakhirkan qodho’ sholat yang ditinggalkan, apabila sholat tersebut ditinggalakan karena ada udzur, seperti ketiduran. Ketentuan ini didasarkan pada hadits nabi:
ﻋَﻦْ ﻋِﻤْﺮَﺍﻥَ ، ﻗَﺎﻝَ : ﻛُﻨَّﺎ ﻓِﻲ ﺳَﻔَﺮٍ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ، ﻭَﺇِﻧَّﺎ ﺃَﺳْﺮَﻳْﻨَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﻛُﻨَّﺎ ﻓِﻲ ﺁﺧِﺮِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ، ﻭَﻗَﻌْﻨَﺎ ﻭَﻗْﻌَﺔً ، ﻭَﻻَ ﻭَﻗْﻌَﺔَ ﺃَﺣْﻠَﻰ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻤُﺴَﺎﻓِﺮِ ﻣِﻨْﻬَﺎ ، ﻓَﻤَﺎ ﺃَﻳْﻘَﻈَﻨَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺣَﺮُّ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ ، ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺃَﻭَّﻝَ ﻣَﻦِ ﺍﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﻓُﻼَﻥٌ ، ﺛُﻢَّ ﻓُﻼَﻥٌ ، ﺛُﻢَّ ﻓُﻼَﻥٌ – ﻳُﺴَﻤِّﻴﻬِﻢْ ﺃَﺑُﻮ ﺭَﺟَﺎﺀٍ ﻓَﻨَﺴِﻲَ ﻋَﻮْﻑٌ ﺛُﻢَّ ﻋُﻤَﺮُ ﺑْﻦُ ﺍﻟﺨَﻄَّﺎﺏِ ﺍﻟﺮَّﺍﺑِﻊُ – ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﺫَﺍ ﻧَﺎﻡَ ﻟَﻢْ ﻳُﻮﻗَﻆْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻫُﻮَ ﻳَﺴْﺘَﻴْﻘِﻆُ ، ﻟِﺄَﻧَّﺎ ﻻَ ﻧَﺪْﺭِﻱ ﻣَﺎ ﻳَﺤْﺪُﺙُ ﻟَﻪُ ﻓِﻲ ﻧَﻮْﻣِﻪِ ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺍﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﻋُﻤَﺮُ ﻭَﺭَﺃَﻯ ﻣَﺎ ﺃَﺻَﺎﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺟَﻠِﻴﺪًﺍ ، ﻓَﻜَﺒَّﺮَ ﻭَﺭَﻓَﻊَ ﺻَﻮْﺗَﻪُ ﺑِﺎﻟﺘَّﻜْﺒِﻴﺮِ ، ﻓَﻤَﺎ ﺯَﺍﻝَ ﻳُﻜَﺒِّﺮُ ﻭَﻳَﺮْﻓَﻊُ ﺻَﻮْﺗَﻪُ ﺑِﺎﻟﺘَّﻜْﺒِﻴﺮِ ﺣَﺘَّﻰ ﺍﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﺑِﺼَﻮْﺗِﻪِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺍﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﺷَﻜَﻮْﺍ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﺻَﺎﺑَﻬُﻢْ ، ﻗَﺎﻝَ : ‏« ﻻَ ﺿَﻴْﺮَ – ﺃَﻭْ ﻻَ ﻳَﻀِﻴﺮُ – ﺍﺭْﺗَﺤِﻠُﻮﺍ ‏» ، ﻓَﺎﺭْﺗَﺤَﻞَ ، ﻓَﺴَﺎﺭَ ﻏَﻴْﺮَ ﺑَﻌِﻴﺪٍ ، ﺛُﻢَّ ﻧَﺰَﻝَ ﻓَﺪَﻋَﺎ ﺑِﺎﻟﻮَﺿُﻮﺀِ ، ﻓَﺘَﻮَﺿَّﺄَ ، ﻭَﻧُﻮﺩِﻱَ ﺑِﺎﻟﺼَّﻼَﺓِ ، ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺑِﺎﻟﻨَّﺎﺱِ
“Dari ‘Imron, ia berkata, Kami pernah dalam suatu perjalanan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kami berjalan di waktu malam hingga ketika sampai di akhir malam kami tidur, dan tidak ada tidur yang paling enak (nyenyak) bagi musafir melebihi yang kami alami. Hingga tidak ada yang membangunkan kami kecuali panas sinar matahari. Dan orang yang pertama kali bangun adalah si fulan, lalu si fulan, lalu seseorang yang Abu ‘Auf mengenalnya namun akhirnya lupa. Dan ‘Umar bin Al Khaththab adalah orang keempat saat bangun, Sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila tidur tidak ada yang membangunkannya hingga beliau bangun sendiri, karena kami tidak tahu apa yang terjadi pada beliau dalam tidurnya. Ketika ‘Umar bangun dan melihat apa yang terjadi di tengah banyak orang (yang kesiangan) -dan ‘Umar adalah seorang yang tegar penuh keshabaran-, maka ia bertakbir dengan mengeraskan suaranya dan terus saja bertakbir dengan keras hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terbangun akibat kerasnya suara takbir ‘Umar. Tatkala beliau bangun, orang-orang mengadukan peristiwa yang mereka alami. Maka beliau bersabda: Tidak masalah, atau tidak apa dan lanjutkanlah perjalanan. Maka beliau meneruskan perjalanan dan setelah beberapa jarak yang tidak jauh beliau berhenti lalu meminta segayung air untuk wudlu, beliau lalu berwudlu kemudian menyeru untuk shalat. Maka beliau shalat bersama orang banyak.” (Shohih Bukhori, no.344)
3. Urutan qodho’ sholat.
Apabila sholat yang ditinggalkan lebih dari satu, disunatkan untuk mengqodho’ sholat-sholat tersebut berurutan, sesuai dengan waktunya. Kesunatan ini didasarkan pada hadits:
ﻋَﻦْ ﺟَﺎﺑِﺮِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ، ﺃَﻥَّ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦَ ﺍﻟﺨَﻄَّﺎﺏِ ، ﺟَﺎﺀَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟﺨَﻨْﺪَﻕِ ، ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﺎ ﻏَﺮَﺑَﺖِ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲُ ﻓَﺠَﻌَﻞَ ﻳَﺴُﺐُّ ﻛُﻔَّﺎﺭَ ﻗُﺮَﻳْﺶٍ ، ﻗَﺎﻝَ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻛِﺪْﺕُ ﺃُﺻَﻠِّﻲ ﺍﻟﻌَﺼْﺮَ ، ﺣَﺘَّﻰ ﻛَﺎﺩَﺕِ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲُ ﺗَﻐْﺮُﺏُ ، ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ‏« ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﺻَﻠَّﻴْﺘُﻬَﺎ ‏» ﻓَﻘُﻤْﻨَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺑُﻄْﺤَﺎﻥَ ، ﻓَﺘَﻮَﺿَّﺄَ ﻟِﻠﺼَّﻼَﺓِ ﻭَﺗَﻮَﺿَّﺄْﻧَﺎ ﻟَﻬَﺎ ، ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟﻌَﺼْﺮَ ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﺎ ﻏَﺮَﺑَﺖِ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲُ ، ﺛُﻢَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺑَﻌْﺪَﻫَﺎ ﺍﻟﻤَﻐْﺮِﺏَ
“Dari Jabir bin Abdillah rodhiyallohu’anhuma, bahwasannya Umar bin Khottob rodhiyallohu’anhu datang pada hari peperangan Khondaq setelah matahari akan tenggelam, lalu beliau mulai mencerca orang-orang kafir Quraisy (karena menyebabkan para sahabat terlambat sholat ashar), beliau berkata: “Wahai Rosulullah, aku belum melakukan sholat ashar padahal matahari hampir tenggelam.” Nabi shollallohu’alaihi wa sallam bersabda: “Aku pun belum sholat ashar.” Maka kami bangkit menuju lembah buthhan, lalu Nabi shollallohu’alaihi wa sallam berwudhu untuk sholat, kami pun ikut berwudhu, lalu Rosulullah shollallohu’alaihi wa sallam melakukan sholat ashar setelah matahari terbenam (di waktu maghrib), kemudian setelah itu beliau sholat maghrib.” (Shohih Bukhori, no.596)
4. Tata cara sholat qodho’
Cara mengerjakan sholat qodho’ itu sama saja dengan sholat ada’ (sholat yang dikerjakan pada waktunya) dalam semua hal, mulai dari syarat sah sampai rukun-rukunnya. Sedikit perbedaannya terletak pada niatnya, dalam sholat qodho’ disunatkan untuk mengganti kata “ada’an” dengan kata “qodho’an”. Namun, hal ini tidak wajib, sebab dalam madzhab syafi’i tidak diwajibkan untuk menyinggung ada’ atau qodho’ ketika niat, hanya saja penambahan kata “qodho’an” dianjurkan untuk menghindari perselisihan seputar diwajibkannya penambahan tersebut.
Sumber asli:
g1ncra.blogspot.nl/2014/01/shalat-jama-shalat-qasar-shalat-jama.html?m=1

No comments:

Post a Comment