Managerial
Grid didasarkan pada dua hal, yaitu :
Berhubungan
dengan Orang-orang
Ini
menjadi perbandingan untuk seorang pemimpin dalam upaya mempertimbangkan
kebutuhan bawahan-bawahannya , minat mereka, dan pemberian kesempatan untuk
mengembangkan pribadi dalam usaha utuk memenuhi tugas dengan hasil yang
terbaik.
Berhubungan
dengan Produksi
Ini
menjadi perbandingan untuk seorang pemimpin menekankan sasaran hasil kerja,
efisiensi organisasi dan produktivitas tinggi ketika memutuskan bagaimana
terbaik untuk memenuhi suatu tugas.
Dalam
Managerial Grid, terdapat lima gaya kepemimpinan, yaitu :
(1,1)
Improvership Management (Manajemen Miskin)
Dalam
gaya kepemimpinan ini, seorang manajer hanya melaksanakan perannya sebagai
seorang penengah antara pemimpin dan bawahan yang tugasnya menyampaikan
informasi dari atasan kepada bawahan, sehingga hanya sekedar melakukan hubungan
kerja dengan bawahannya, namun tidak pernah memberikan perhatian lebih. Dalam
kemampuan kerja pun, tidak berusaha untuk melakukan produksi dengan cepat untuk
mencapai target, tetapi malah berleha-leha dengan tugas yang diberikan padanya.
(1,9)
Country Club Management ( Manajemen Persatuan Sukaria )
Dalam
gaya kepemimpinan ini, seorang manajer memiliki tanggung jawab yang tinggi
kepada bawahannya dan juga manajer sangat bagus dalam membangun hubungan yang
informal dengan para bawahannya, dia menunjukkan sifat-sifat yang menyenangkan,
santai akrab dan bersahabat, yang bertujuan supaya para bawahannya itu dapat
menikmati pekerjaan mereka. Selain itu, mereka sering melakukan kerja sama,
tetapi hal-hal yang mereka lakukan tersebut jarang sekali berhubungan dengan
pekerjaan, sehingga target produksi perusahaan dan kepentingan hasil kerja tidak
dapat dicapai dengan cepat dan pasti.
(5,5)
Middle of the road management ( manajemen di tengah berjalan )
Dalam
gaya kepemimpinan ini, seorang manajer berusaha untuk menyeimbangkan antara
pencapaian hasil kerja dan juga lebih berusaha untuk menghargai peran seseorang
dan juga menghargai kemampuan kerja masing-masing orang. Jadi, manajer tidak
terlalu dekat dengan bawahan dan juga tidak terlalu menghabiskan tenaga untuk
mengerahkan agar bawahannya dapat segera mencapai target produksi.
(9,1) Authority Compliance (Menghasilkan wewenang)
Dalam
gaya kepemimpinan ini, manajer terus berusaha menekan bawahan-bawahannya agar
dapat bekerja secara efisien dan efektif, sehingga dapat dengan segera mencapai
target produksi, manajer terlihat sebagai seorang yang otoriter, karena
disamping dengan efisiensi kerja yang ia lakukan terhadap bawahannya, ia sama
sekali tidak memperhatikan unsur manusia atau bawahan-bawahan yang melakukan
pekerjaan tersebut.
(9,9)
Team Management (manajemen tim/bersama)
Dalam
gaya kepemimpinan ini, seorang manajer tidak hanya berusaha untuk meningkatkan
target produksi kerja kepada bawahan-bawahannya, tetapi ia juga memberikan
perhatian yang lebih kepada bawahannya. Sehingga, antara atasan dan bawahan
tercipta kondisi kerja yang efektif dan juga saling menguntungkan, karena
dengan tercapainya kebutuhan produksi perusahaan dibayar dengan pemenuhan
kebutuhan bawahannya.
No comments:
Post a Comment