Entah menggapa, diantara banyak pria yang mengajakku ta'aruf, aku hanya pemilihmu untuk menjadi teman yang lebih dari teman, tanpa ucapan ta'aruf tanpa ucapan pacaran dan tanpa kita tau satu sama lain. Ketika komitmen terlontar dari ucapan dan tulisan yang kita ketik mulai saat itulah benih-benih rindu itu tumbuh. Entah mrngapa, atau karena Aku berusaha memenuhi komitmen itu. Terkadang bingung aku dalam istikhorohku, aku pegangkah komitmen ini hingga dunia akhirat atau aku lepas karena aku tidak atau belum tau engkau yang sesungguhnya. Hatiju semakin kacau ketika kau menghilang sesaat, ketika aq butuh seseorang yang menasehatiku. Dan ketika itu aku berfikir apa kau bukanlah jodohku. Ya Allah sungguh teka-teki hidupku yang masih tertutup tabbir biru. Ya Allah terkadang terselip dalam benakku, jika kelak Engkau pertemukan kami nanti, apa Engkau juga akan menyatukan cinta kami untuk bersama menggapai mahligai cinta Engkau dalam ikatan suami istri rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah. Sungguh itu semua tanda tanya buatku. Ya Allah ketika dia bilang ada sesuatu yang ingin dikatakan ketika dia dan aku bertemu nanti, hatiku semakin tidak menentu, akankan dia menerimaku apa adanya ataukah dia akan berubah fikiran. Apa lagi kala itu dia bilang akan menceritakan semuanya tentannya. Ya Kariim. Aku semakin bingung juga ketika dia bilang masalah cinta aku tak bisa jawab sekarang. Ya Kariim haruskah aku mengakhiri komitmen ini?. Disisi lain ibukku telah menginginkan putrinya berumah tangga. Ya Kariim ku serahkan semuanya hidup matiku padaMu. Ridhoi setiap perjalananku.
No comments:
Post a Comment