Publisher ID: pub-5956747228423723 Publisher ID: pub-5956747228423723

Wednesday 8 January 2014

Ekonmi teknik 2

BENEFIT COST RATIO
Benefit cost ratio merupakan analisa yang sangat umum
digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek yang
dibiayai oleh pemerintah. Analisa ini adalah cara praktis
untuk menaksir kemanfaatan proyek, dimana hal ini
diperlukan tinjauan yang panjang dan luas. Dengan kata
lain diperlukan analisa dan evaluasi dari berbagai sudut
pandang yang relevan terhadap ongkos-ongkos maupun
manfaat yang disumbangkannya.
Proyek-proyek tersebut misalnya, pemerintah ingin
membangun bendungan baru disuatu daerah, untuk itu
perlu dikaji terlebih dahulu apakali biaya ( cost) yang
dikeluarkan tersebut memberikan manfaat ( benefit )
yang lebih atau tidak terhadap masyarakat disekitarnya
dan tentu saja terhadap program pemerintah sendiri.
Dengan adanya proyek tersebut apakah dapat
meningkatkan produksi padi daerah tersebut tiap ha,
apakah bendungan tersebut dapat dijadikan tempat
wisata dan apakah mungkin untuk membangun PLTA
secara ekonomis. Jika manfaat yang diperoleh lebih
besar daripada biaya yang dikeluarkan maka dikatakan
proyek acceptable, sedangkan sebaliknya tidak. Seperti
halnya evaluasi ekonomis untuk swasta, analisis
pemanfaatan biaya disini juga memperhitungkan suku
bunga.
Pada umumnya cukup sulit untuk mengidentifikasikan
manfaat ( benefit ) yang diterima oleh masyarakat.
Misalnya dalam pembangunan bendungan tersebut,
disamping adanya maanfaat tapi ada juga kerugian-
kerugiannya ( disbenefits) antara lain mengorbankan
sebagian masyarakat yang tanahnya digunakan untuk
proyek tersebut.
Dalam hal ini perlu berhati-hati untuk melakukan
analisis pemanfaatan biaya, untuk itu perlu dilakukan
pertimbangan-pertimbangan yang matang, mana yang
relevant dianggap sebagai suatu manfaat dan mana
yang tidak. Contoh lain, misalnya proyek perbaikan
jalan yang bertujuan untuk memperlancar dan
mengurangi kecelakaan lalu lintas. Jelas ini bermanfaat
bagi masyarakat, karena dapat mengurangi kemacetan
dan kecelakaan.
Hal tersebut berarti antara lain memperlancar arus
ekonomi, mengurangi pengeluaran untuk memperbaiki
kendaraan, rumah sakit dan obat-obatan.Tetapi
pengurangan pengeluaran ini berakibat berkurangnya
penerimaan untuk bengkel-bengkel, dokter, rumah sakit
dan pengecara-pengacara. Dari sudut pemerintah dan
pandangan masyarakat, jelas kecelakaan lalu lintas
tersebut tak diingini, sehingga dalam analisis kerugian-
kerugian pada bengkel, dokter, rumah sakit dan
pengacara tidak perlu dimasukkan dan tidak dianggap
suatu disbenefit. Sedangkan kerugian penduduk karena
tanahnya digunakan untuk proyek bendungan tersebut
merupakan suatu disbenefit yang harus
dipertimbangkan dalam analisisnya. Misal B= benefit
dan C = cost.
Maka perbandingan benefit dan cost dihitung degan
rumus.
Contoh:
Dalam suatu proyek pengendalian banjir ada 2
alternatif yang diusulkan. Alternatif pertama yaitu
memperbaiki saluran (S) untuk memperlancar aliran
sungai dan alternatif kedua membangun dam dan
reservoir (D & R).Taksiran kerusakan akibat banjir tiap
tahun j ika t idak ada pengendalian banjir(TP) adalah
Rp 480.000.000. Jika alternatif S dibangun kerugian
tersebut dapat dikurangi menj adi Rp 105.000.000 dan
jika alternatif D & P dibangun kerugian tersebut
berkurang menjadi Rp.55.000.000 (Dalam praktek nilai
taksiran tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan
metode statistika, yaitu sebagai nilai ek s p ekt a s i
( expected value), karena kerugian tiap tahun beruhah
sesuai dengan besar – kecilnya banjir yang timbul).
Biaya perbaikan saluran ditaksir Rp 2.900.000 dan
biaya pemeliharaannya tiap tahun ditaksir Rp
35.000.000. Kedua macam biaya tersebut dibebankan
pada anggaran pemerintah. Biaya pembangunan dam
dan reservoir (D & R) ditaksir Rp 5.300.000.000 dan
ditaksir biaya pengoperasian dan pemeliharaannya tiap
tahun Rp 40.000.000. Kedua biaya tersebut dibebankan
pada anggaran pemerintah. Pembangunan D & R
mempunyai akibat samping yang merugikan lingkungan
dan masyarakat sekitarnya. (Dalam analisis ekonomi ini
disebut disbenefit/benefit negatif/malefit). Yaitu :
pembangunan dam merugikan hasil perikanan rakyat
yang ditaksir jumlahnya Rp 28.000.000 tiap tahun,
sedangkan pembangunan reservoir merugikan hasil
pertanian dan peternakan karena berkurangnya lahan
dan ditaksir jumlahnya Rp.10.000.000 tiap tahun.
Berdasarkan data di atas akan diselidiki alternatif
mana yang paling ekonomis dengan i = 6 % dan umur
teknis 50 tahun.
Penyelesaian :
Dalam perhitungan disini digunakan benefit dan cost
tiap tahun untuk memudahkan, sebab data yang
tersedia dalam tahunan. Pertama dibandingkan terlebih
dahulu alternatif perbaikan saluran (S) dengan
alternatif tidak ada pengendalian banjir (TP).
Keuntungan tiap tahun disini adalah berkurangnya
kerugian akibat banjir karena adanya alternatif S
dibandingkan dengan alternatif TP. Sedangkan biaya
tiap tahun adalah capital recovery cost dan biaya
pemeliharaan alternatif S .
B (S – TP) = 480.000.000 – 105.000.000 = 375.000.000
C (S – TP ) = 2900.000.000 (A/P, 6%,50 + 35.000.000 =
219.000.000
B/C = 375.000.000/219.000.000 = 1,71
Karena B/C > 1 berarti pembangunan saluran manfaat
yang besar dibandingkan tanpa pengendalian banjir
sama sekali.
Selanjutnya dihitung perbandingan incremental B/C
antara altarnatif D & R dengan alternatif S :
B (D & R – S) = (105.000.000 – 55.000.000) –
(28.000.000 + 10.000.000) = 12.000.000
C (D & R– S) = 5300.000.000 (A/P, 6%, 50) +
40.000.000
2900.000.000 (A/P, 6%,50) + 35.000.000 = 157.000.000
B/C = 12.000.000 / 157.000.000 = 0.08
Karena B/C – 0,08 alternatif S lebih bermanfaat
dibandingkan alternatif D & R.

No comments:

Post a Comment