Publisher ID: pub-5956747228423723 Publisher ID: pub-5956747228423723

Tuesday, 7 January 2014

Metode jalur kritis bersambung

Metode CPM(critical path metode)
Manajemen pembangunan proyek merupakan proses
untuk merencanakan penyiapan sarana fisik dan
peralatan lunak lainnya agar proyek yang kita
rencanakan tersebut bias mulai beroprasi secara
komersial tepat pada waktunya. Pelaksana pembangunan
proyek tersebut bisa pihak yang mempunyai ide proyek
itu, bisa juga (umumnya) diserahkan pada beberapa
pihak lain. Siapa pun yang akan melaksanakan proyek
tersebut, perusahaan (yang mempunyai ide pembuatan
proyek) perlu mengetahui kapan proyek itu akan mulai
bisa beroprasi secara komersial. Beberapa teknik yang
bisa dipergunakan untuk menyusun jadwal penyelesaian
pembangunan tersebut adalah bagan Gantt, PERT, dan
CPM. Teknik terakhir disamping memperhatikan waktu,
factor biaya juga menjadi perhatian.Misalnya berapa
biaya yang harus dikeluarkan kalau proyek tersebut
harus dipercepat penyelesaiannya. Disini kami akan
menjelaskan tentang salah satu bagan yang dipakai.
Bagan Tersebut adalah metode jalus kritis atau CPM.
Critical Path Method (CPM) adalah salah satu teknik
untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran
biayanya dengan maksud pekerjaan – pekerjaan yang
telah dijadwalkan itu dapat diselesaikan secara tepat
waktu serta tepat biaya. CPM adalah suatu mode
perencanaan dan pengendalian proyek – proyek yang
merupakan sistem yang paling banyak digunakan
diantara semua system yang memakai prinsip
pembentukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu
proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula
hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM
merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha
mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan
waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.
Teknik penyusunan jaringan kerja pada CPM hampir
sama dengan teknik penyusunan PERT, letak
perbedaannya ialah bila CPM menggunakan event
oriented, sedangkan PERT menggunakan activity
oriented. Pada event oriented yang menjadi pokok
perhatian ialah peristiwa dari suatu aktivitas,
sedangkan activity oriented anak panah menunjukkan
pekerjaan dengan beberapa keterangan aktivitasnya.
CPM sendiri adalah suatu teknik perencanaan dan
pengendalian yang dipergunakan dalam proyek
berdasarkan pada data biaya dari masa lampau ( past
cost data ). Apabila biaya bisa diperkirakan sebelumnya
dengan cukup tepat, maka CPM akan lebih baik dari
pada PERT. Sebaliknya apabila ada ketidak puasan yang
cukup besar dalam menaksir waktu, maka PERT lebih
baik dipergunakan daripada CPM. Tujuan di buat sebuah
metode ini ialah untuk mengoptimalkan biaya proyek
dimana dapat ditentukan kapan pertukaran biaya dan
waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal
penyelesaian proyek dengan biaya seminimal mungkin.
Metode CPM di pakai cara “Demterministik”, yaitu
memakai satu angka estimasi. Disini kurun waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan dianggap telah diketahui, dan
baru pada tahap berikutnya diadakan pengkajian lebih
lanjut apakah kurun waktu tersebut dapat diperpendek,
misalnya dengan menambah biaya yang dikenal sebagai
time cost trade – off. 1,0 3.0 2.0 4.0 Seperti yang kita
lihat dari gambar di atas adalah contoh dari bagan
CPM. Berapa waktu paling cepat yang diharapkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut ? kita lihat bahwa
jaringan tersebut mempunyai dua jalur, yaitu 1 – 2 – 4
yang memerlukan 4 minggu, dan 1 – 3 – 4 yang
memerlukan 6 minggu . Dengan demikian waktu tercepat
yang diharapkan untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut adalah 6 minggu. Waktu tercepat yang
diharapkan ini diberi notasi dengan te. Sedangkan jalur
yang membentuk jalur terpanjang ini, yaitu 1 – 3 – 4
disebut sebagai jalur kritis ( Critical Path ). Kita bisa
mengatakan bahwa waktu tercepat yang diharapkan
untuk event 4 adalah 6 minggu. Konsep lain yang perlu
diketahui adalah waktu terlambat yang diperkenankan
yang diberi notasi TL. Konsep ini merupakan waktu
penyelesaian paling lambat yang diperkenankan untuk
suatu aktivitas, tanpa memperlambat penyelesaian
seluruh pekerjaan (proyek) tersebut. Untuk
menunjukkan konsep ini. 4.0 2.0 5.0 1.0 6.0 8.0 2.0
Dari jaringan tersebut kita bisa menghitung TE untuk
masing – masing event. Sebagai misal TE untuk event 4
adalah 9.0. Meskipun jalur 1 – 2 – 4, hanya memerlukan
waktu 2.0 + 4.0 = 6.0 minggu, tetapi jalur 1 – 3 – 4
memerlukan waktu 9.0 minggu. Dengan demikian, maka
waktu tercepat untuk menyelesaikan event 4 adalah 9.0
minggu. Dari gambar tersebut bisa dilihat bahwa
penyelesaian pekerjaan tersebut adalah 16.0 minggu.
TERMINOLOGI dan PERHITUNGAN TE =E Waktu paling
awal peristiwa ( node/ event ) dapat terjadi ( earliest
Time of Occurance ), yaitu waktu paling awal suatu
kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat
dimulai, karena menurut aturan dasar jaringan kerja,
suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan
terdahulu telah selesai. TL = L Waktu paling akhir
peristiwa boleh terjadi ( latest Allowable Event /
Occurance Time ) yaitu waktu paling lambat yang masih
diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi. ES Waktu
mulai paling awal suatu kegiatan ( Earliest Start
Time ). Bila waktu kegiatan diyatakan atau berlangsung
dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal
kegiatan dimulai. EF Waktu selesai paling awal kegiatan
( Earliest Finish Time ). Bila hanya ada satu kegiatan
terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan
ES kegiatan berikutnya LS Waktu paling akhir kegiatan
boleh mulai ( latest Allowable Start Time ), yaitu waktu
paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat
proyek secara keseluruhan. LF Waktu paling akhir
kegiatan boleh selesai ( Latest Allowable Finish Time )
tnpa memperlambat penyelesaian proyek. D Kurun waktu
dari suatu kegiatan, yang pada umumnya dinyatakan
dalam satuan waktu hari, minggu, bulan, dan lain-lain.
Hitungan Maju Dalam mengidentifikasi jalur kritis
dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju. Berikut
adalah aturan dalam hitungan maju : Kecuali kegiatan
awal, suatu kegiatan baru dapat di mulai bila kegiatan
yang mendahuluinya ( predecessor) telah selesai Waktu
selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan
waktu mulai paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan
yang bersangkutan, EF = ES + D atau EF (i-j) = ES (i-
j) + D (i-j) Bila suatu kegiatan memiliki dua kegiatan
atau lebih kegiatan terdahulu yang berkaitan, maka
waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah
sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang
terbesar dari kegiatan terdahulu. 5 6 2 3 3 4 Kegiatan
1-2 didapat : EF (1-2) = ES(1-2) + D = 0 + 2.
Kemudian waktu selesai paling awal kegiatan 2-3 adalah
hari ke-2 plus hari ke-3, Kegiatan 2-4 EF (2-4) = ES
(2-4) + D = 2+5 = 7 Kegiatan 3-5 EF (3-5) = ES(3-5)
+ D = 5+4 = 9 Kegiatan 4-5 EF (4-5) = ES(4-5) + D =
7+6 = 13 Kegiatan 5-6 EF (5-6) = EF(4-5) + 3 = 13 +
3 = 16 Jadi kegiatan di atas akan dapat diselesaikan
pada hari ke-16. Dalam table. Kegiatan Kurun Waktu
Paling Awal i j Nama D Mulai (ES) Selesai (EF) (1) (2)
(3) (4) (5) (6) 1 2 2 0 2 2 3 3 2 5 2 4 5 2 7 3 5 4 5 9
4 5 6 7 13 5 6 3 13 16 Hitungan mundur Perhitungan
mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau
tanggal paling akhir kita “masih” dapat memulai dan
mengakhiri masing-masing kegiatan, tanpa menunda
kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan
yang telah dihasilkan dari hitungan maju. Hitungan
mundur dimulai dari ujung kanan suatu jaringan kerja.
Aturan dalam hitungan mundur ialah : waktu mulai
paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu
selesai paling akhir dikurangi kurun waktu
berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan, atau LS =
LF – D Bila suatu kegiatan memiliki ( memecah
menjadi ) 2 atau lebih kegiatan- kegiatan berikutnya
(succesor), maka waktu selesai paling akhir (LF) dari
kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu mulai
paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
Kegiatan yang selesai dalam 16 hari. L (6) = EF(5-6) =
16, dan LF(5-6) = L(6) Kegiatan 5-6 = LF(5-6) – D =
16-3 = 13 Kegiatan 4-5 = LS(4-5) – D = 13-6 = 7
Kegiatan 3-5 = LS(3-5) – D = 13-4 = 9 Kegiatan 2-4 =
LS(2-4) –D = 7-5 = 2 Dalam Tabel Kegiatan Kurun
Waktu Paling Awal Paling Akhir i j Nama D Mulai (ES)
Selesai (EF) Mulai (LS) Selesai (LF) (1) (2) (3) (4)
(5) (6) (7) (8) 1 2 2 0 2 0 2 2 3 3 2 5 6 9 2 4 5 2 7 2
7 3 5 4 5 9 9 13 4 5 6 7 13 7 13 5 6 3 13 16 13 16
Float Total, Float Bebas, Float Interfern Float Total
Arti penting dari float total adalah menunjukkan jumlah
waktu yang diperkenankan suatu kegiatan yang dapat di
tunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek
secara keseluruhan. Jumlah waktu tersebut sama
dengan waktu yang didapat bila semua kegiatan
terdahulu dimulai seawal mungkin, sedangkan semua
kegiatan berikutnya dimulai selambat mungkin. Float
total suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling
akhir,dikurangi waktu selesai paling awal atau mulai
paling akhir, dikurangi waktu mulai paling awal dari
kegiatan tersebut. TF= LF – EF= LS – ES Float Bebas
Float bebas (FF) adalah bilamana semua kegiatan pada
jalur yang bersangk

No comments:

Post a Comment