Publisher ID: pub-5956747228423723 Publisher ID: pub-5956747228423723

Tuesday 26 November 2013

Ayat memagari diri 1

Manusia secara naluriah tidak ingin terkena
musibah, diantara bencana yang menimpa
manusia adalah gangguan roh halus, sihir
dan lain-lain.
Dikarenakan gangguan seperti diatas tidak
dapat diperhitungan secara kasat mata, maka
orang-orangpun mencari alternatif
pencegahan diluar akal sehat, diantaranya
ada yang menaruh besi tapak kaki kuda di
angin-angin pintu masuk, ada yang menaruh
sesajen dan lain-lain.
Padahal pencegahan di atas adalah
pencegahan yang berbau syirik, tidak
dibenarkan oleh islam. Lalu timbul
pertanyaan, kalau islam melarang hal
tersebut, apakah islam memberikan solusi
menghadapi gangguan di atas?
Jawabannya,"Pasti"!
Sebelum memaparkan pagar diri islami,
berikut ini ada suatu kisah nyata:
"Ada seorang pemuda yang istiqamah yang
selalu mendakwahi orang kampung dan
sekitarnya untuk kembali kepada Allah, ia
sering berceramah, berdakwah mendakwahi
manusia untuk bertauhid yang benar dan
akidah yang murni, ia sering menegur agar
orang –orang tidak mendatangi tukang sihir,
ia menjelaskan bahwa sihir salah satu
bentuk kekafiran, dan tukang sihir adalah
orang jahat yang memusuhi Allah dan Rasul-
Nya.
Di kampungnya ada seorang tukang sihir
yang tersohor, apabila seorang pemuda akan
menikah selalu mendatangi tukang sihir ini,
seraya berkata,"Aku akan menikah pada hari
ini, apa yang tuan inginkan? Maka si tukang
sihir meminta sejumlah harta, dan pemuda
tersebut memberikannya tanpa ragu-ragu,
kalau tidak maka balasannya, si tukang sihir
akan membuat sihir rabath, sehingga ia
tidak mampu menggauli istrinya pada malam
pengantin, jika ini yang terjadi maka
pengantin baru tersebut mendatangi si
tukang sihir untuk diobati, dan si tukang
sihir akan meminta bayaran dua kali lipat.
Dan pemuda alim itu sering menghujat si
tukang sihir tersohor di dengan terang-
terangan, dalam setiap ceramahnya di atas
mimbar dan dalam setiap pertemuan ia
menyebutkan nama si tukang sihir dan
melarang orang-orang mendatanginya,
pemuda tersebut masih lajang dan belum
menikah, orang-orang menanti-nanti saatnya
pemuda tersebut menikah untuk melihat apa
yang akan dilakukan tukang sihir
terhadapnya, apakah pemuda istqamah
yang alim ini kuasa membentengi dirinya
dari serangan tukang sihir ?
Tibalah saatnya si pemuda akan menikah,
sebelum ia menjadi pengantin ia
mendatangiku, dan mengisahkan kepada apa
yang selama ini ia lakukan, seraya
berkata,"Tukang sihir tersebut mengancamku
dan orang-orang kampung menunggu-
nunggu siapa gerangan yang akan keluar
sebagai pemenang, bagaimana pendapat
syeikh? Apakah tuan bisa memberiku
perlindungan diri terhadap sihir, karena aku
yakin tukang sihir tersebut akan
mengerahkan seluruh kemampuannya dan ia
akan membuat sihir yang paling ampuh
karena aku sering meremehkannya di
hadapan orang-orang".
Aku (penulis) berkata kepadanya, "Ya, insya
Allah aku sanggup akan tetapi dengan satu
syarat".
Ia berkata, "Apa itu?",
Aku berkata, "Engkau harus mengutus
seseorang kepada tukang sihir tersebut, lalu
Engkau katakan kepadanya, "Aku akan
menikah pada hari ini dan aku
menantangmu, jika Engkau mampu
lakukanlah sihir yang Engkau inginkan dan
jika Engkau tidak mampu panggillah
siapapun tukang sihir yang Engkau duga bisa
membantumu" dan umumkan tantanganmu
kepada orang banyak".
Si pemuda berkata dengan ragu, "Apakah
tuan yakin dengan apa yang tuan ucapkan?",
Aku berkata, "Ya, aku yakin bahwa
kemenangan berpihak kepada orang yang
beriman dan sesungguhnya kehinaan dan
kekalahan berpihak kepada orang yang
bejat".
Benar, si pemuda mengutus kepada tukang
sihir tersebut seorang untuk menyampaikan
tantangannya agar tukang sihir membuat
apapun jenis sihirnya dan pemuda
memberitahukan hari pernikahannya. Orang-
orang tidak sabar menanti hari tersebut.
Aku (penulis) memberikan kepada pemuda
tersebut beberapa pertahanan diri yang akan
kujelaskan nanti, insya Allah.
Tibalah hari yang dinanti-nanti dan si
pemuda menikah serta melewati malam
pengantin barunya tanpa ada gangguan dari
sihir dan makar dukun sakti tersebut. Orang-
orang pun heran dan kagum, peristiwa ini
menunjukkan kemenangan akidah yang
benar dan bukti nyata bahwa pemeluknya
tetap tegar, Allah melindungi mereka
menghadapi orang-orang jahat sehingga
Pemuda ini naik pamornya di hadapan istri,
keluarganya dan orang kampungnya,
sebaliknya pamor tukang sihir memudar di
mata masyarakat. Allahu Akbar walillah
ilhamd sesungguhnya kemenangan tersebut
berasal dari Allah.
Inilah Bentuk-Bentuk Pagar Diri Tersebut :
Pagar Diri I
Ambil tujuh biji korma Ajwa (korma Nabi)
lalu makan di waktu pagi, jika
memungkinkan korma 'Ajwa tersebut yang
berasal dari Madinah Munawwarah, dan jika
tidak memungkinkan tidak mengapa korma
Ajwa dari daerah manapun jua. Khasiatnya
seperti yang disabdakan Nabi shallallahu
`alaihi wa sallam
Siapa yang memakan tujuh biji korma Ajwa
di waktu pagi maka pada hari tersebut racun
dan segala bentuk sihir tidak akan
membinasakannya
Pagar Diri II
Wudhu
Sesungguhnya sihir tidak akan berpengaruh
pada seorang muslim yang selalu menjaga
wudhu, karena seorang muslim yang
berwudhu dijaga oleh para malaikat atas
perintah Allah Azza Wajalla. Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas radhiyallahu `anhuma
bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wa
sallam bersabda,
"Bersihkanlah tubuhmu (wudhu) niscaya
Allah akan membersihkan (jiwamu),
sesungguhnya tidak seorang hambapun yang
tidur dalam keadaan berwudhu melainkan
ada bersamanya seorang malaikat dekat dari
jasadnya (menjaga) setiap saat berlalu
malaikat tersebut berdoa, "Ya Allah
ampunilah hambamu ini karena
sesungguhnya ia tidur dalam keadaan suci
(berwudhu)".
Pagar Diri III
Selalu Melakukan Shalat Berjamaah
Selalu melakukan shalat berjamaah membuat
seorang muslim aman dari gangguan syaitan,
sebaliknya melalaikan shalat berjamaah
berarti memberi kesempatan kepada syaitan
untuk menguasai dirinya dan bila syaitan
telah menguasai dirinya maka orang itu
terkena kerasukan syaitan atau sihir, atau
selainnya dari hal-hal yang mampu dilakukan
oleh syaitan.
Diriwayatkan oleh Abu Darda radhiyallahu
`anhu, ia berkata, "Aku mendengar
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam
bersabda,
"Bila ada tiga orang dalam suatu kampung
atau di padang pasir dan mereka tidak
melakukan shalat berjamaah maka syaitan
akan menguasai mereka oleh karena itu
lakukanlah shalat berjamaah karena
sesungguhnya serigala memakan domba yang
berpisah dari jamaah (rombongan)".
Pagar Diri IV
Shalat Malam
Siapa yang ingin membuat pagar diri
terhadap sihir maka lakukanlah shalat di
malam hari walaupun sedikit dan jangan
melalaikannya karena hal tersebut
menyebabkan syaitan dapat menguasai
manusia dan bila syaitan menguasaimu
engkau akan menjadi lahan subur untuk
terkena sihir.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu
`anhu, ia berkata, "Disebutkan seorang laki-
laki kepada Nabi shallallahu `alaihi wa
sallam bahwa ia tidur hingga waktu shalat
subuh, ia tidak melakukan shalat malam, lalu
Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,
Lelaki tersebut telinganya telah dikencingi
syaitan
Said bin Mansur meriwayatkan dari Ibnu
Umar radhiyallahu `anhuma, ia berkata,
"Seorang laki-laki yang bangun di waktu pagi
dan tidak sempat melakukan shalat witir,
maka ia bangun di waktu pagi dengan
keadaan di kepalanya ada 70 hasta tali
kekang".
Pagar Diri V
Membaca Doa Setiap Kali Masuk WC
Syaitan selalu memanfaatkan kesempatan
saat seorang muslim berada di tempat kotor
ini untuk menguasai manusia tersebut
karena tempat ini merupakan rumah dan
tempat tinggal syaitan. Salah seorang jin
telah mengabariku bahwa ia masuk ke dalam
tubuh seorang manusia karena manusia
tersebut tidak membaca doa saat masuk ke
WC sehingga jin tersebut dapat
menguasainya dan masuk ke dalam
tubuhnya, akan tetapi Allah memberi
pertolongan kepadaku sehingga aku berhasil
menyuruh jin itu kelaur dari tubuh manusia
tersebut, Wa Alhamdulillah. Salah seorang jin
berkata kepadaku, "Sesungguhnya Allah telah
memberikan kepada kalian senjata yang
ampun yang dapat kalian gunakan untuk
menangkal kami, akan tetapi kalian tidak
menggunakannya",
Aku berkata, "Apa itu?", Jin berkata, "Yaitu
doa-doa yang diriwayatkan dari Nabi saw."
Sungguh diriwayatkan dari Nabi shallallahu
`alaihi wa sallam hadist shalih bahwa beliau
apabila masuk ke WC bersabda,
َّﻢُﻬَّﻠﻟﺍ ْﻲِّﻧِﺇ ُﺫْﻮُﻋَﺃ َﻚِﺑ ْﻦِﻣ ِﺚُﺒُﺨﻟﺍ ِﺚِﺋﺎَﺒَﺨْﻟﺍَﻭ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari gangguan jin laki-laki dan
perempuan."
Pagar Diri VI
Membaca Ta'awuz Ketika Memulai Shalat
Diriwayatkan dari Zubair bin Muth'im
menjawab radhiyallahu `anhu ia melihat
Nabi shallallahu `alaihi wa sallam shalat
membaca,
ُﻪﻠﻟﺍ ُﺮَﺒْﻛَﺃ ،ﺍًﺮْﻴِﺒَﻛ ُﺪْﻤَﺤْﻟﺍَﻭ ِﻪَّﻠِﻟ ﺍًﺮْﻴِﺜَﻛ َﻥﺎَﺤْﺒُﺳَﻭ ِﻪﻠﻟﺍ ًﺓَﺮْﻜُﺑ
ًﻼْﻴِﺻَﺃَﻭ (x 3 ) ُﺫْﻮُﻋَﺃ ِﻪﻠﻟﺎِﺑ َﻦِﻣ ِﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ ِﻢْﻴِﺟَّﺮﻟﺍ ْﻦِﻣ
ِﻪِﺨْﻔَﻧ ِﻪِﺜْﻔَﻧَﻭ ِﻩِﺰْﻤَﻫَﻭ
"Allah Maha Besar, segala puji milik Allah,
Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang,
aku berlindung kepada Allah dari syaitan
yang terkutuk." Kesombongan, rayuan dan
penyakit gila serta kesurupan yang
disebabkan oleh syaitan.
Disadur dari buku: Assharim albattar fii
attashaddhi lissaharat al asyraar
Pagar Diri VII
Paga

No comments:

Post a Comment