Publisher ID: pub-5956747228423723 Publisher ID: pub-5956747228423723

Saturday 23 November 2013

Belajar membaca alqur'an dengan tajwid

Membaca Al-Quran Dengan Tajwid
Posted by Belajar Membaca Alquran
Dalam membaca Al-Quran agar dapat
mempelajari, membaca dan memahami isi dan
makna dari tiap ayat Al-Quran yang kita baca,
tentunya kita perlu mengenal, mempelajari
ilmu tajwid yakni tanda-tanda baca dalam tiap
huruf ayat Al-Quran. Guna tajwid ialah
sebagai alat untuk mempermudah,
mengetahui panjang pendek, melafazkan dan
hukum dalam membaca Al-Quran.
Tajwīd (ﺪﻳﻮﺠﺗ) secara harfiah mengandung arti
melakukan sesuatu dengan elok dan indah
atau bagus dan membaguskan, tajwid berasal
dari kata ” Jawwada ” (ﺍﺪﻳﻮﺠﺗ-ﺩّﻮﺠﻳ-ﺩّﻮﺟ ) dalam
bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid
berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya
dengan memberikan sifat-sifat yang
dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu
ilmu yang mempelajari bagaimana cara
melafazkan atau mengucapkan huruf-huruf
yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran
maupun Hadist dan lainnya.
Dalam ilmu tajwid dikenal beberapa istilah
yang harus diperhatikan dan diketahui
dalam pembacaan Al-Quran, diantaranya :
a. Makharijul huruf, yakni tempat keluar
masuknya huruf
b. Shifatul huruf, yakni cara melafalkan atau
mengucapkan huruf
c. Ahkamul huruf, yakni hubungan antara
huruf
d. Ahkamul maddi wal qasr, yakni panjang
dan pendeknya dalam melafazkan ucapan
dalam tiap ayat Al-Quran
e. Ahkamul waqaf wal ibtida’, yakni
mengetahui huruf yang harus mulai dibaca
dan berhenti pada bacaan bila ada tanda
huruf tajwid
f. dan Al-Khat dan Al-Utsmani
Arti lainnya dari ilmu tajwid adalah
melafazkan, membunyikan dan
menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan
sempurna dari tiap-tiap bacaan dalam ayat Al-
Quran. Menurut para Ulama besar
menyatakan bahwa hukum bagi seseorang
yang mempelajari tajwid adalah Fardhu
Kifayah, yakni dengan mengamalkan ilmu
tajwd ketika memabaca Al-Quran dan Fardhu
‘Ain atau wajib hukumnya baik laki-laki atau
perempuan yang mu’allaf atau seseorang yang
baru masuk dan mempelajari Islam dan
KitabNya.
Mengenal, mempelajari dan mengamalkan
ilmu tajwid berserta pemahaman akan ilmu
tajwid itu sendiri merupakan hukum wajib
suatu ilmu yang harus dipelajari, untuk
menghindari kesalahan dalam membaca ayat
suci Al-Quran dan melafazkannya dengan
baik dan benar sehingga tiap ayat-ayat yang
dilantunkan terdengar indah dan sempurna.
Berikut ini ada dalil atau pernyataan
shahih dari Allah SWT yang mewajibkan
setiap HambaNya untuk membaca Al-Quran
dengan memahami tajwid, diantaranya :
1. Dalil pertama di ambil dari Al-Quran. Allah
SWT berfirman dalam ayatNya yang artinya
“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/
tartil (bertajwid)”[QS:Al-Muzzammil (73): 4].
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT
memerintahkan Nabi Muhammad untuk
membaca Al-Quran yang diturunkan
kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah
pengucapan setiap huruf-hurufnya
(bertajwid).
2. Dalil kedua diambil dari As-Sunnah
( Hadist ) yang diriwayatkan oleh Ummu
Salamah r.a.(istri Nabi Muhammad SAW),
ketika beliau ditanya tentang bagaimana
bacaan Al-Quran dan sholat Rasulullah SAW,
maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa
Baginda S.A.W. Sholat kemudian tidur yang
lamanya sama seperti ketika beliau sholat
tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang
lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi,
kemudian tidur lagi yang lamanya sama
seperti ketika beliau sholat tadi hingga
menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu
Salamah) mencontohkan cara bacaan
Rasulullah S.A.W. dengan menunjukkan
(satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan)
huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847
Jamik At-Tirmizi).
3. Dalil ketiga diambil dari Ijma atau pendapat
para ulama besar Islam. Yakni kesepakatan
para ulama yang dilihat dari zaman
Rasulullah SAW hingga sampai saat ini, yang
menyatakan bahwa membaca Al-Quran
dengan ber-Tajwid merupakan hukum atau
sesuatu yang fardhu dan wajib.
Hukum-hukum dalam tajwid beserta
komponen ilmu tajwid yang harus dikenal
dipelajari, dipahami serta diamalkan dalam
membaca Al-Quran, antara lain :
1. Hukum Ta’awuz dan Basmalah
Isti’azah atau taawuz adalah melafazkan atau
membunyikannya : “A’uzubillahi minasy
syaitaanir rajiim” ( ﺬﻮﻋﺍ ﻪﻠﻟﺎﺑ ﻦﻣ ﻥﻄﻴﺸﻟﺍ ﻢﻴﺟﺮﻟﺍ )
cara melafazkan basmalah adalah bunyinya:
“Bismillahir rahmaanir rahiim” ( ﻢﺴﺑ ﻪﻠﻟﺍ
ﻦﻤﺤﺮﻟﺍ ﻢﻴﺤﺮﻟﺍ ).
Terdapat 4 cara membaca iati’azah,
basmalah dan surat :
a. memutuskan isti’azah (berhenti) kemudian
baru membaca basmalah,
b. menyambungkan basmalah dengan surah
tanpa berhenti,
c. membaca isti’azah dan basmalah terus-
menerus tanpa henti,
d. membaca isti’azah, basmalah dan awal
surat terus-menerus tanpa berhenti.
Terdapat 4 cara membaca basmalah di
antara dua surat. Membaca basmalah
adalah tanda awal dimulai suatu bacaan
dalam surat Al-Quran. Guna dari membaca
basmalah suatu keharusan dengan tujuan :
a. Basmalah sebagai pemisah dengan surat Al-
Quran yang lain
b. Sebagai penghubung dengan awal surat Al-
Quran
c. Sebagai penghubung dari kesemua surat
Al-Quran
d. Menghubungkan akhir surat dengan
basamalah, lalu berhenti. Namun basamalah
tidak selalu menjadi surat awal yang harus
terus dibaca untuk melanjutkan surat
berikutnya. Walau bagaimana pun, tidak
harus membaca demikian karena
dikhawatirkan ada yang mengganggap
basmalah merupakan salah satu ayat daripada
surat yang sebelumnya.
Dalam ilmu tajwid juga dikenal ada 9
hukum bacaan yang isinya menjelaskan
bagian-bagian tanda baca dan cara
melafazkannya atau pengucapannya, antara
lain :
A. Hukum nun mati dan tanwin, terdiri
dari :
Contoh : ayat diatas merupakan surat Al-
Quran ( QS: Al-Baqarah ayat 145 ), huruf
yang diberi warna (merah : izhar halqi),
(hijau : idgham), ( biru : ikhfa haqiqi),
( ungu : iqlab).
1. Izhar Halqi
Izhar halqi bila bertemu dengan huruf izhar
maka cara melafazkan atau mengucapkannya
harus “jelas” Jika nun mati atau tanwin
bertemu huruf-huruf Halqi (tenggorokan)
seperti: alif/hamzah (ﺀ), ha’ (ﺡ), kha’ (ﺥ), ‘ain
(ﻉ), ghain (ﻍ), dan ha’ ( ﮬ ). Izhar Halqi yang
artinya dibaca jelas.
Contoh : ٌﺭﺎَﻧ ٌﺔَﻴِﻣﺎَﺣ
2. Idgham
Hukum bacaan ini terbagi menjadi dua
bagian, yaitu:
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-
huruf seperti: mim (ﻡ) , nun (ﻥ) , wau (ﻭ) , dan
ya’ (ﻱ) , maka ia harus dibaca lebur dengan
dengung.
Contoh: ْﻲِﻓ ٍﺪَﻤَﻋ ٍﺓَﺩَّﺪَﻤُّﻣ harus dibaca Fī
ʿamadim mumaddadah.
3. Idgham Bilaghunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-
huruf seperti ra’ (ﺭ) dan lam (ﻝ) , maka ia
harus dibaca lebur tanpa dengung.
Contoh: ْﻦَﻣ ْﻢَﻟ harus dibaca Mal lam
Pengecualian
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan
keenam huruf idgam tersebut tetapi
ditemukan dalam satu kata, seperti ,ٌﻥﺎَﻴْﻨُﺑ ,ﺎَﻴْﻧُّﺩَﺍ
ٌﻥﺍَﻮْﻨِﻗ, dan ٌﻥﺍَﻮْﻨِﺻ, maka nun mati atau tanwin
tersebut dibaca jelas.
4. Iqlab
Hukum ini terjadi apabila nun mati atau
tanwin bertemu dengan huruf ba’ (ﺏ) . Dalam
bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin
berbah menjadi bunyi mim ( ﻡ ).
Contoh: َّﻥَﺬَﺒۢﻨُﻴَﻟ harus dibaca Layumbażanna
5. Ikhfa’ haqiqi
Jika nan mati atau tanwin bertemu dengan
huruf-huruf seperti ta’ (ﺕ) , tha’ (ﺙ) , jim (ﺝ) ,
dal (ﺩ) , dzal (ﺫ) , zai (ﺯ) , sin (ﺱ) , syin (ﺵ) , sod
(ﺹ) , dhod (ﺽ) , tho (ﻁ), zho (ﻅ), fa’ ( ﻑ ), qof
( ﻕ), dan kaf (ﻙ) , maka ia harus dibaca
samar-samar (antara Izhar dan Idgham)
Contoh: ﺎًﻌْﻘَﻧ َﻦْﻄَﺳَﻮَﻓ
B. Hukum mim mati
Selain hukum nun mati dan tanwin adapula
hukum lainnya dalam mempelajari dan
membaca Al-Quran yakni Hukum mim mati,
yang disebut hukum mim mati jika bertemu
dengan huruf mim mati (ْﻡ) yang bertemu
dengan huruf-huruf arab tertentu.
Contoh bacaan diatas diambil dari (QS: Al-
Mu’minun :55-59) yang diberi tanda warna
(biru : ikhfa syafawi), ( merah : idgham
mimi), (hijau : izhar syafawi).
Hukum mim mati memiliki 3 jenis, yang
diantaranya adalah :
1. Ikhfa Syafawi ( ﺀﺎﻔﺧﺇ ﻱﻮﻔﺷ )
Apabila mim mati (ْﻡ) bertemu dengan ba (ﺏ) ,
maka cara membacanya harus dibunyikan
samar-samar di bibir dan dibaca
didengungkan.
Contoh: ( ﻢُﻜْﺣﺎَﻓ ﻢُﻬَﻨْﻴَﺑ( ) ﻢِﻬﻴِﻣْﺮَﺗ ٍﺓَﺭﺎَﺠِﺤِﺑ (
) ٌﻂِﺳﺎَﺑ ﻢُﻬُﺒْﻠَﻛَﻭ )
2. Idgham Mimi ( ﻡﺎﻏﺩﺇ ﻰﻤﻴﻣ )
Apabila mim mati (ْﻡ) bertemu dengan mim
(ﻡ) , maka cara membacanya adalah seperti
menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan
dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi
disebut juga idgham mislain atau
mutamasilain.
Contoh : ( ﻡَﺃ ْﻦَﻣ ( ) ْﻢَﻛ ٍﺔَﺌِﻓ ﻦِﻣ )
3. Izhar Syafawi ( ﺭﺎﻬﻇﺇ ﻱﻮﻔﺷ )
Apabila mim mati (ْﻡ) bertemu dengan salah
satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (ْﻡ) dan
ba (ﺏ) , maka cara membacanya dengan jelas
di bibir dan mulut tertutup.
Contoh: ( ْﻢُﻜَّﻠَﻌَﻟ َﻥﻮُﻘَّﺘَﺗ( )َﻥﻮُﺴْﻤَﺗ )
C. Hukum mim dan nun tasydid
Hukum mim dan nun tasydid juga disebut
sebagai wajib al-ghunnah ( ﺐﺟﺍﻭ ﻪﻨﻐﻟﺍ ) yang
bermakna bahwa pembaca wajib untuk
mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang
bacaan bagi kedua-duanya adalah
didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap
huruf mim dan nun yang memiliki tanda
syadda atau bertasydid (ّﻡ dan ّﻥ) .
Contoh: َﻦِﻣ ﺔﱠﻨِﺠْﻟﺍ ِﺱﺎﱠﻨﻟﺍَﻭ
D. Hukum alif lam ma’rifah
Alif lam ma’rifah adalah dua huruf yang
ditambah pada pangkal atau awal dari kata
yang bermakna nama atau isim. Terdapat dua
jenis alif lam ma’rifah yaitu qamariah dan
syamsiah.
- Alif lam qamariah ialah lam yang diikuti
oleh 14 huruf hijaiah, seperti: alif/hamzah (ﺀ),
ba’ (ﺏ) , jim (ﺝ)

No comments:

Post a Comment